Selasa, 11 Februari 2020

Malam Satu Suro




Tak Hanya Mistis, Ini Malam Satu Suro Menurut Islam

Editor: Danar Widiyanto
JATUHNYA malam satu suro menurut tanggal jawa juga berarti mulainya bulan Muharam menurut penanggalan hijriah. Ya, ternyata menurut pandangan agama justru datangnya malam satu suro ini adalah berkah bagi semua umat muslim di dunia.
Pasalnya, Muharam adalah salah satu waktu spesial di antara empat bulan lainnya, di mana Allah akan memberikan keberkahan luar biasa pada waktu itu. Bahkan pada saat Muharam datang, tidak diperbolehkan melakukan peperangan atau hal buruk lainnya untuk menghormati bulan spesial tersebut. Malah dianjurkan untuk memperbanyak ibadah karena pahalanya luar biasa ketimbang bulan lainnya.
Dalam Islam, satu Suro adalah satu hijriah. Bulan ini merupakan salah satu dari empat bulan yang istimewa dalam ajaran agama Islam.
ADVERTISEMENT
Dalam Alquran Surat At Taubah ayat 36 dijelaskan, bilangan bulan di sisi Allah ada dua belas bulan. Saat Allah menciptakan langit dan bumi, ada empat bulan yang suci.
Alquran itu kemudian dijelaskan lebih lanjut dalam Hadits Riwayat Bukhari Nomor 3025 di mana Nabi Muhammad SAW bersabda, empat bulan suci yang dimaksud yaitu Dzulqo’dah, Dzulhijjah dan Muharram. Dan satunya lagi adalah bulan Rajab.
Keempat bulan suci itu juga disebut bulan haram. Kenapa? Karena pada bulan suci itu diharamkan untuk membunuh dan juga ditekankan untuk menghindari apa yang diharamkan Allah, mengingat bulan tersebut adalah bulan suci.
Bahkan, dalam Islam, bulan Muharram (Suro dalam Kejawen) adalah bulan Allah atau Syahrullah. Jadi bulan ini juga istimewa, karena disebut bulan Allah dalam Islam.
Hadits Riwayat Muslim Nomor 2812 menyebutkan, Nabi Muhammad SAW bersabda bahwa puasa yang paling utama setelah puasa Ramadhan adalah bulan Muharram atau Suro.
Malam 1 Suro adalah tradisi masyarakat Jawa dalam menyambut tahun baru Hijriah, bulan suci sekaligus bulan Allah, yakni masyarakat Jawa Islam Kejawen yang diprakarsai Sultan Agung, Raja ketiga Mataram.
Bagaimanapun mau percaya atau tidak pada mitos yang ada di malam satu suro, semua dikembalikan pada diri sendiri. Yang penting kita ambil hikmahnya dari semua. Ya, untuk tidak berbuat dosa serta memperbanyak ibadah pada bulan tersebut.(*)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar